OpenAI, perusahaan pengembang teknologi kecerdasan buatan (AI), baru saja memperkenalkan fitur terbaru bernama “Deep Research” untuk chatbot AI mereka, ChatGPT. Fitur ini dirancang sebagai asisten AI yang mampu membantu pengguna dalam melakukan penelitian mendalam dengan langkah-langkah kompleks pada berbagai topik.

Menurut OpenAI, Deep Research dikembangkan khusus untuk para profesional yang sehari-hari bergelut dengan pekerjaan berbasis penelitian intensif. Misalnya, mereka yang bekerja di bidang keuangan, sains, perancangan kebijakan, teknik, dan sektor-sektor lain yang membutuhkan analisis mendalam. Fitur ini memanfaatkan model AI reasoning o3 (versi reguler), yang memungkinkan ChatGPT untuk menjelajahi dan menganalisis ratusan situs web serta sumber online guna menghasilkan respons dengan tingkat kedalaman layaknya penelitian akademis.

Berbeda dengan respons instan yang biasa diberikan ChatGPT, proses Deep Research membutuhkan waktu lebih lama, yaitu sekitar 5-30 menit. Meski terkesan lambat, OpenAI menyebut bahwa jika penelitian serupa dilakukan secara manual oleh manusia, waktu yang dibutuhkan bisa mencapai berjam-jam. Selain itu, pengguna juga dapat mengunggah file pribadi seperti PDF atau spreadsheet untuk dianalisis oleh fitur ini. Hasil analisis akan disajikan dalam format yang mudah dipahami, dilengkapi dengan tabel dan subjudul. OpenAI juga berencana menambahkan dukungan untuk visualisasi data dan gambar di masa depan.

Saat ini, Deep Research hanya tersedia untuk pelanggan ChatGPT Pro, tier tertinggi dengan biaya langganan sebesar USD 200 per bulan (sekitar Rp3,2 juta). Pengguna tier ini dibatasi hingga 100 kueri per bulan mengingat tingginya kebutuhan daya komputasi yang diperlukan. Untuk mengaktifkan fitur ini, pengguna cukup menyalakan toggle “Deep Research” yang terletak di bawah kolom pesan.

Kedepannya, OpenAI berencana memperluas akses fitur ini ke tier yang lebih terjangkau, seperti ChatGPT Plus dan ChatGPT Team. Namun, belum ada informasi jelas apakah Deep Research akan tersedia untuk pengguna versi gratis. Meskipun demikian, kemungkinan hal itu terjadi terlihat cukup kecil mengingat kompleksitas dan sumber daya yang dibutuhkan.

Dengan kehadiran Deep Research, OpenAI semakin memperkuat posisi ChatGPT sebagai alat bantu penelitian yang canggih dan efisien, khususnya bagi para profesional yang membutuhkan analisis mendalam dalam pekerjaan mereka.

Sumber: Photo by Airam Dato-on from Pexels: https://www.pexels.com/photo/close-up-of-a-smartphone-displaying-a-conversation-with-chatgpt-15940012/